
Kopi sudah menjadi salah satu bagian dari budaya. Hampir tiap daerah mempunyai kopi dengan citarasa khas masing-masing daerah. Tak terkecuali di Kabupaten Blora. Di daerah ini, mayoritas warganya menikmati yang namanya kopi kothok. Kopi ini disajikan dengan cara semua bahan-bahannya diseduh secara bersamaan. Yakni antara kopi, gula dan air langsung d iatas tungku api maupun kompor. namun berbeda dengan Kopi Santan ini, Perbedaannya yaitu air yang biasanya digunakan untuk merebus kopi diganti dengan santan asli. Inilah salah satu daya tarik dari kuliner Kabupaten Blora terutama mengenai Minuman . KOPI SANTEN, itu adalah salah satu minuman berupa kopi yang dikombinasikan dengan santan supaya rasanya lebih nikmat dan lezat . Berbeda dengan kopi-kopi yang lain, Kopi santan ini tidak menggunakan kopi-kopi instan yang dijual di luaran, Kopi yang di Buat di Kediaman Mbah Sakijah ini menggunakan kopi asli yang di haluskan sendiri dan diracik sendiri serta menggunakan santan asli kelapa yang di parut dan di peras sendiri tentunya dengan cara-cara yang tradisional. Inilah yang membuat rasa kopi santan ini lebih nikmat dan lebih alami. Kopi Santan ini benar-benar nikmat dengan rasa kopi yang dicampur dengan santan yang memberikan aroma dan rasa gurih .

Kopi Santan
Mbah Sakijah
ASAP pun mengepul lalu menggulung ke atas. Menyelinap menembus lubang-lubang genting sebuah warung di Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora. Seorang perempuan tengah sibuk menata bongkahan kayu bakar. Di atas tungku terdapat wajan berukuran besar. Butiran kopi digoreng pada wajan berbahan tanah tersebut. Perempuan dengan rambutnya mulai memutih itu perlahan mengaduk kopi di atas tungku. Cukup lama. Hingga aroma kopi pun tercium. Rukmini menggorengnya tak begitu gosong. Setelah matang, biji kopi itu akhirnya diangkat dari wajan. Ditiriskan dalam tempat sudah disiapkan. Kopi dilanjutkan digiling hingga menghasilkan bubuk kopi siap saji. Perempuan rambutnya dikuncir tersebut melanjutkan membuat olahan lain. Dia menyediakan kelapa sudah dikupas. Kelapa diparut hingga menghasilkan santan. Usai satu kelapa diparut lantas diperas hingga menjadi santan bening. Dua adonan telah siap. Yakni, kopi bubuk dan santan.
Rukmini mengaku sudah lebih dari tujuh tahun meneruskan usaha warisan Sakijah, neneknya. Sejak dia kecil, neneknya sudah membuat kopi santan untuk dijual. Rukmini menyiapkan sebuah bejana terbuat dari aluminium. Ditaruhlah bejana di atas kompor. Santan di masukkan dan dicampur bubuk kopi dengan sedikit gula. Adonan itu diaduk. ’’Ini namanya di-khotok,’’ kata perempuan berusia 60 tahun tersebut. ’’Awalnya, kata nenek, coba-coba membuat kopi dicampur santan kelapa untuk sajian berbuka puasa keluarga. Namun, karena rasanya enak dan khas, akhirnya diteruskan membuka usaha kopi santan. Jadi kopi santan ini sudah puluhan tahun,’’ ucapnya. Dia menjelaskan, serbuk biji kopi sebelumnya digoreng sangrai dengan potongan kelapa kecil lalu direbus bersamaan dengan santan segar dan gula menghasilkan rasa kopi yang benar-benar enak. Kombinasinya benar-benar menyatu antara kopi, santan segar dan gula. Beda rasanya jika hanya diseduh saja, yang gulanya hancur karena diaduk, bukan direbus. Santan segar baru diperas juga menambah rasa gurih tersendiri.