top of page

selanjutnya...

       Kereta uap ” Loko Tur Cepu ” memanglah telah di kenal sebagai satu diantara icon wisata di Kabupaten Blora. Lokomotif kereta tua buatan Jerman th. 1928 ini sampai saat ini masihlah tertangani dengan baik serta dikelola oleh Perhutani KPH Cepu. Dengan mengambil start dari bengkel traksi Ngelo, kereta uap buatan th. 1928 ini jalan menuju Bergojo Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora yang berjarak sekitaran 10 km. Nada cerobong uap kereta yang keras ‘nguuuk… nguuuk.. ‘, tiap-tiap mendekati persimpangan jalan serta semburan asap tidak tipis keluar dari cerobong jadikan daya tarik sendiri untuk beberapa turis mancanegara. Seakan kembali hidup diakhir era 19. Rombongan turis dari Jerman, mengakui terkesima serta suka masihlah dapat menjumpai bahkan juga naik kereta uap tua yang masihlah tertangani dengan baik. Mereka berniat tak mempergunakan gerbong penumpang yang telah disiapkan, namun memakai rangkaian kereta pengangkut kayu sesuai sama manfaat aslinya. Awalannya sekitaran th. 1940’an lokomotif kereta ini dipakai untuk mengangkut kayu jati hasil tebangan dari tengah rimba ke tempat penumpukan kayu (TPK), lantaran dulu masihlah belum ada truk pengangkut kayu dari tengah rimba. Tetapi saat ini manfaat itu digantikan dengan truk-truk kayu hingga lokomotif tua ini cuma digunakan sebagai wisata kereta tua oleh Perhutani KPH Cepu.
     

        Kereta uap ” Loko Tur Cepu ” memanglah telah di kenal sebagai satu diantara icon wisata di Kabupaten Blora. Lokomotif kereta tua buatan Jerman th. 1928 ini sampai saat ini masihlah tertangani dengan baik serta dikelola oleh Perhutani KPH Cepu. Dengan mengambil start dari bengkel traksi Ngelo, kereta uap buatan th. 1928 ini jalan menuju Bergojo Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora yang berjarak sekitaran 10 km. Nada cerobong uap kereta yang keras ‘nguuuk… nguuuk.. ‘, tiap-tiap mendekati persimpangan jalan serta semburan asap tidak tipis keluar dari cerobong jadikan daya tarik sendiri untuk beberapa turis mancanegara. Seakan kembali hidup diakhir era 19. Rombongan turis dari Jerman, mengakui terkesima serta suka masihlah dapat menjumpai bahkan juga naik kereta uap tua yang masihlah tertangani dengan baik. Mereka berniat tak mempergunakan gerbong penumpang yang telah disiapkan, namun memakai rangkaian kereta pengangkut kayu sesuai sama manfaat aslinya. Awalannya sekitaran th. 1940’an lokomotif kereta ini dipakai untuk mengangkut kayu jati hasil tebangan dari tengah rimba ke tempat penumpukan kayu (TPK), lantaran dulu masihlah belum ada truk pengangkut kayu dari tengah rimba. Tetapi saat ini manfaat itu digantikan dengan truk-truk kayu hingga lokomotif tua ini cuma digunakan sebagai wisata kereta tua oleh Perhutani KPH Cepu.
     

Lokomotif Uap Cepu

  • Facebook - White Circle
  • Twitter - White Circle
  • Instagram - White Circle

© 2018, Konvergensi Media Mustika Tourism by Anggitya Dwi dan Kartika Ulfa

bottom of page